Optimalisasi Aktivitas Fisik Untuk Mengurangi Risiko Depresi





Oleh Wara Rahmawati

 

Situasi pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhir telah menimbulkan beragam masalah, baik masalah fisik maupun psikologis. Salah satu masalah psikologis yang muncul dan menjadi penyebab utama beban penyakit terkait kesehatan adalah depresi, yang meningkat secara signifikan selama pandemi.

Kemampuan adaptasi menjadi penting untuk berdamai dengan situasi pandemi tersebut, hanya saja, tidak semua individu memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga tidak jarang terjebak dalam masalah-masalahnya dan mengalami kesulitan untuk bangkit. Risiko yang dihadapi kemudian adalah munculnya tanda-tanda gangguan mood yang mengarah pada depresi.

Depresi dapat berisiko pada semua golongan umur, terutama golongan usia muda yang memiliki tuntutan tinggi baik dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan.

Mereka menjadi mudah tersulut emosi, sedih, marah, dan pada akhirnya merasa tidak berdaya. Nafsu makan hilang dan merasa hidup tidak ada artinya. Individu dengan depresi biasanya tampak murung dan kurang bersemangat. Ia cenderung berdiam diri dan jarang melakukan aktivitas fisik sehingga masalah yang ia hadapi tidak segera terselesaikan.

Studi terbaru yang diterbitkan oleh  British Journal of Sports Medicine1 , meninjau lebih dari 1.000 uji coba penelitian yang meneliti efek aktivitas fisik terhadap depresi, kecemasan, dan tekanan psikologis. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas fisik efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan bahkan bisa lebih efektif daripada pengobatan atau konseling.

Apabila dibandingkan dengan intervensi lainnya dari tinjuan studi sebelumnya, maka ditemukan bahwa aktivitas fisik yang teratur dan konsisten mampu memberikan efek sekitar 1,5 kali lebih efektif daripada pengobatan  atau  terapi  perilaku kognitif. Hal tersebut dikarenakan adanya pelepasan hormon di otak yang mampu meningkatkan suasana hati dan menahan stres, meningkatkan kualitas tidur serta juga meningkatkan harga diri atas pencapaian dari aktivitas yang dilakukan.

Selain itu, sebuah studi yang dikemukakan oleh Institute Kesehatan Anak UCL, menyebutkan bahwa aktivtas fisik yang teratur dan konsisten yang dilakukan tiga kali seminggu dapat mengurangi risiko depresi hingga 16%.

Lalu, apa saja ragam aktivitas fisik yang dapat dilakukan agar dapat menjadi alternatif terapi yang efektif? Berikut adalah ragam aktivitas fisik yang dapat dilakukan:

  1. Olahraga ringan,

Menurut Dr. Pinto Periera,  olahraga memiliki peran penting falam kesehatan mental, maka dari itu agendakan olahraga ringan secara rutin. Berjalan-jalan atau berepeda keliling kompleks rumah secara teratur dan konsisten dapat menjadi pilihan jika kesibukan sangat padat. Bisa ditambahkan dengan berenang apabila memiliki waktu luang karena berjalan, bersepeda dan berenang memiliki manfaat yang sama.

  1. Berkebun,

Aktivitas berkebun memberikan kita semangat tambahan. Selain membantu kita berkeringat, hasil berkebun dapat menjadi makanan sehat yang bisa dikonsumsi. Menanam sayuran dan buah dalam pot-pot kecil bisa melatih kita untuk sabar dan bersyukur.

  1. Membersihkan dan  redekorasi rumah,

Seperti olahraga, aktivtas redekorasi dan membersihkan rumah membuat kita aktif bergerak dan berkeringat. Anda bisa melampiaskan suasana hati Anda dengan menata rumah sesuai keinginan. Penataan rumah yang seringkali berubah dapat pula melatih otak Anda karena gerakan rutinitas Anda secara otomatis berubah pula.

Jika aktivitas tersebut rutin dan konsisten dilakukan,  maka risiko depresi akan semakin berkurang lebih banyak. Aktivitas fisik ternyata memiliki pengaruh yang signifikan pada kesehatan mental maupun fisik sehingga yakinlah bahwa beraktivitas dan bergerak membantu kita tetap sehat, baik mental maupun fisik.

Selamat mencoba!

 

Referensi :

  1. Singh B, Olds T, Curtis R, et al. Effectiveness of physical activity interventions for improving depression, anxiety and distress: an overview of systematic reviews. British Journal of Sports Medicine Published Online First: 16 February 2023. doi: 10.1136/bjsports-2022-106195
  2. Exercise Is Even More Effective Than Counselling or Medication for Depression. Dapat diakses melalui : https://neurosciencenews.com/exercise-depression-medicine-22762/
  3. Cara Kurangi Risiko Depresi Ternyata Cukup Olahraga Seminggu Tiga Kali. 19 Mei 2022. Dapat diakses melalui : https://bali.tribunnews.com/2022/05/19/cara-kurangi-risiko-depresi-ternyata-cukup-olahraga-seminggu-tiga-kali?page=all&_ga=2.12295222.361175602.1680236049-1267714144.1680236049.





Comment

×